Kepala OJK Provinsi Maluku (Bambang hermanto) |
Ambon,CM. Bambang Hermanto (Kepala OJK
Provinsi Maluku) di ruang kerjanya kepada media Citra Maluku (8/3/18) menyatakan
Penyaluran kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui program
Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus menjadi fokus
utama pemerintah dan OJK. Upaya pembiayaan pada sektor usaha ini diharapkan mampu menyentuh
langsung kebutuhan masyarakat dalam membangun kesejahteraan dan membentuk ketahanan ekonomi
rakyat. Penyaluran KUR di Provinsi Maluku posisi Januari 2018 menunjukkan
perkembangan positif dibandingkan dengan akhir tahun 2017.
Berdasarkan data yang dihimpun dari
bank-bank penyalur, sampai dengan posisi Januari 2018 KUR telah tersalurkan
kepada 32.043 debitur, meningkat 1.605 debitur dibandingkan posisi akhir tahun
2017. Baki debet sebesar Rp502,97 Miliar, meningkat Rp40,68 Miliar (8,80%)
dibandingkan posisi Desember 2017 yang tercatat sebesar Rp462,30 Miliar.
Kualitas kredit sedikit menurun, terlihat dari rasio NPL yang tercatat sebesar
2,35%, sedikit meningkat dari Desember 2017 sebesar 2,08%.
Penggunaan KUR oleh UMKM
mayoritas masih dimanfaatkan untuk modal kerja usaha, hal ini terlihat dari pertumbuhan KUR yang masih
didominasi oleh jenis KUR Mikro-Kredit Modal Kerja yang meningkat sebesar Rp248,88 Miliar
atau sebesar 3,90% dan KUR Ritel-KMK sebesar Rp107,24 Miliar atau sebesar 8,43%. Sedangkan,
porsi penyaluran terbesar berdasarkan jenis KUR berada pada KUR MIKRO sebesar Rp348,17 Miliar
atau 69,22% dari total baki debet penyaluran KUR dan KUR Ritel sebesar Rp154,80 Miliar (30,78%)
dari total KUR. Penggunaan KUR untuk modal kerja mencapai Rp356,18 Miliar atau 70,80% dari
total KUR. Sebagai Informasi, KUR Mikro diberikan dengan plafon maksimal Rp25 Juta sedangkan KUR
Ritel diberikan dengan plafon Rp25 juta sampai dengan Rp500 juta.
Program KUR belum sepenuhnya
optimal dimanfaatkan pelaku UMKM di Provinsi Maluku, dari target plafon penyaluran KUR tahun 2017
sebesar Rp625,57 Miliar, yang terealisasi adalah sebesar Rp470,01 Miliar atau 75,13% dari target
awal tahun. Untuk tahun 2018, target plafon penyaluran KUR meningkat menjadi Rp744,44 Miliar, dan pada
posisi Januari 2018 telah tersalur sebesar Rp125,21 Miliar atau 16,92% dari target. Untuk itu
diperlukan sinergi yang kuat antara Pemerintah Daerah, Bank Penyalur dan otoritas dalam mendorong
pelaku UMKM mengakses KUR sehingga program KUR dapatdioptimalkan dalam pengembangan
sektor UMKM di Maluku.
Dalam upaya untuk mendorong akses
keuangan, khususnya dari sisi pembiayaan usaha produktif, OJK akan meningkatkan tingkat
penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui pengembangan program KUR Klaster. Melalui program ini,
penyaluran kredit KUR akan diiringi dengan pendampingan dan pemasaran produk yang dilakukan
oleh perusahaan inti, baik perusahaan BUMN, BUMDes/BUMADes maupun swasta. Selain itu, untuk
meningkatkan keterlibatannya, Pemda provinsi maupun kabupaten kota juga akan ikut dilibatkan
secara aktif dalam pembinaan penerima kredit KUR. Terkait hal tersebut, program KUR Klaster ini telah
mendapatkan dukungan dari Presiden RI dalam arahannya pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa
Keuangan 2018.
Sehingga harapannya program KUR Klaster ini menjadi program Nasional dan juga turut
melibatkan Pemda. “Pembiayaan pada sektor UMKM yang salah satunya melalui program KUR, diharapkan
menjadi katalisator utama pembangunan ekonomi kerakyatan, khususnya ekonomi lapisan bawah”
ujar Bambang Hermanto. (CM-02)
Komentar