Dobo,CM
Buce Rahayaan adalah salah satu kontraktor yang menangani proyek jalan lapen pada dua lokasi berbeda masing-masing; Lorong agen dan belakang sekolah Aliah, lantaran tidak memiliki alat berat (Excavator), proyek Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tahun anggaran 2016 ini akhirnya mendapat finalti Adendum pertama.
Dengan mengejar masa addendum pertama yang hampir berakhir, berdasarkan pantauan wartawan, Sabtu (06/05/2017) dilokasi pekerjaan jalan lapen di lorong agen-siwa lima pantai, sang kontraktor sedang mengawasi para tukangnya bekerja dengan menyusun batu kerikil, atau batu pecah (Splits) sepanjang jalan tersebut yang sebelumnya telah disirami sedikit aspal.
Warga setempat yang memantau pelaksanaan pekerjaan itu kepada para wartawan mengaku bingung dengan pekerjaan sang kontraktor tersebut, pasalnya berdasarkan pengamatan mereka saat dilakukan pekerjaan awal dalam hal penyusunan/pasangan batu besar, hanya digilas menggunakan Excavator sebanyak satu kali, itupun dilakukan penggilasan pada tengah jalan sementara pinggiran jalan diabaikan, dengan dalil terjadi kerusakan pada rantai alat berat (rantai longgar) selanjutnya ditimbun menggunakan pasir.
Anehnya kata warga, dibulan ini (Mei) sang kontraktor tidak lagi melakukan penggilasan terhadap penyusunan batu sebelumnya, tetapi langsung menyiram aspal diatas tanah selanjutnya dilakukan penyusunan batu kerikil, atau batu pecah (Splits) dimaksud.
“Bapa-bapa (Wartawan) silahkan pergi lihat pekerjaan jalan lapen di siwalima pantai, setelah disusun batu kerikil, digilas hanya sekali selanjutnya ditaburi aspal dan langsung ditutupi dengan pasir,” ujar warga setempat.
Menurut mereka, mutu pekerjaan jalan lapen yang dikerjakan kontraktor Buce Rahayaan sangat jauh dari yang diharapkan dan terindikasi tidak sesuai basteck, pasalnya aspal yang digunakan tidak menyatuh dengan batu kerikil yang merupakan lapisan akhir sehingga akan dengan mudah retak dan gugur.
Olehnya, warga setempat meminta kepada Kepala Dinas PUPR untuk segera turun tangan meninjau langsung pekerjaan jalan lapen yang dikerjakan kontraktor Buce Rahayaan tersebut, kalau dapat dihentikan sementara jika tidak maka jika musim hujan tiba bakal terjadi kerusakan yang sangat fatal.
Sebelumnya Kontraktor Buce Rahayaan yang dikonfirmasi sejumlah wartawan, Sabtu ((25/02/2017), mengaku kalau pekerjaan yang sudah dikerjakan itu baru sebatas pekerjaan dasar, akan dilanjutkan dengan penyusunan batu besar, penggilasan kemudian pengaspalan.
“Itu baru sebatas pekerjaan dasar, mengingat material berupa batu pecah baru didatangkan dari Ambon, nanti kita lihat hasilnya kalau sudah selesai, pasti sangat jauh berbeda dengan pekerjaan lapen sebelumnya,”ujar Buce.
Sayangnya, pernyataan kontraktor Buce Rahayaan ini, hanya omongkosong belaka, lantaran pantauan wartawan Sabtu kemarin dilokasi pekerjaan, tidak dilakukan penyusunan batu besar sebagaimana janjinya, melainkan langsung ditaburi separuh aspal diatas tanah kemudian disusun batu kerikil, atau batu pecah (Splits) kemudian digilas.
Kondisi pekerjaan jalan lapen itu, terindikasi tidak sesuai dengan document perencanaan sebelumnya, hal ini dikarenakan berdasarkan spesifikasi teknis dalam dokumen untuk pekerjaan adalah; 1) Galian tanah untuk saluran air dan drainase. 2) Galian tanah biasa, 3) Lapis Pondasi Aggregat Klas C, 4) Lapis Penetrasi Macadam, 5) Hampar Pasir Alas, 6) Hampar Batu Dasar, 7) Hampar Batu Pecah ukuran. 3-5 Cm, 8) Pengaspalan I @ 3,2 Kg/M2, 9) Hampar Batu Pecah ukuran 1-3 Cm, 10). Pengaspalan II @ 2 Kg/M2.
Selain itu, didalam document perencanaan, lebar jalan adalah 4 meter, relaitanya dikerjakan berfariasi dengan ukuran 3,30-3,40 meter.
Untuk diketahui bahwa, dua lokasi pekerjaan jalan lapen yang dikerjakan oleh Kontraktor Buce Rahayaan tersebut merupakan satu paket jalan lapen untuk tujuh titik tersebar dengan menguras anggaran senilai Rp. 7 miliar dari total anggaran Rp. 33 miliar bersumber dari APBD tahun 2016 Dinas PUPR Kabupaten Kepulauan Aru.
Sebelumnya Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Edwin Nanlohy yang dikonfirmasi media ini, mengaku kalau untuk pekerjaan jalan Lapen pada tujuh titik yang dianggarkan tahun 2016 kuat dugaan menyalahi desain Perencanaan.
“Kalau untuk Jalan lapen yang tersebar pada tujuh titik dalam kota Dobo, saya duga tidak sesuai dengan desain perencanaan, sehingga dalam waktu dekat saya akan memanggil para kontraktor, PPK dan Pengawas lapangan untuk meminta pertanggungjawaban pekerjaan dimaksud dan jika tidak diindahkan maka saya akan bentuk Tim untuk melakukan investigasi lapangan guna menghitung volume pekerjaan sesuai jumlah anggaran yang telah dikucurkan,” tegas Nanlohy.
Selanjutnya kerja Tim kata Nanlohy, akan disampaikan ke Bupati sebagai atasan untuk ditindaklanjuti. (CM/xxx)
Buce Rahayaan adalah salah satu kontraktor yang menangani proyek jalan lapen pada dua lokasi berbeda masing-masing; Lorong agen dan belakang sekolah Aliah, lantaran tidak memiliki alat berat (Excavator), proyek Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tahun anggaran 2016 ini akhirnya mendapat finalti Adendum pertama.
Dengan mengejar masa addendum pertama yang hampir berakhir, berdasarkan pantauan wartawan, Sabtu (06/05/2017) dilokasi pekerjaan jalan lapen di lorong agen-siwa lima pantai, sang kontraktor sedang mengawasi para tukangnya bekerja dengan menyusun batu kerikil, atau batu pecah (Splits) sepanjang jalan tersebut yang sebelumnya telah disirami sedikit aspal.
Warga setempat yang memantau pelaksanaan pekerjaan itu kepada para wartawan mengaku bingung dengan pekerjaan sang kontraktor tersebut, pasalnya berdasarkan pengamatan mereka saat dilakukan pekerjaan awal dalam hal penyusunan/pasangan batu besar, hanya digilas menggunakan Excavator sebanyak satu kali, itupun dilakukan penggilasan pada tengah jalan sementara pinggiran jalan diabaikan, dengan dalil terjadi kerusakan pada rantai alat berat (rantai longgar) selanjutnya ditimbun menggunakan pasir.
Anehnya kata warga, dibulan ini (Mei) sang kontraktor tidak lagi melakukan penggilasan terhadap penyusunan batu sebelumnya, tetapi langsung menyiram aspal diatas tanah selanjutnya dilakukan penyusunan batu kerikil, atau batu pecah (Splits) dimaksud.
“Bapa-bapa (Wartawan) silahkan pergi lihat pekerjaan jalan lapen di siwalima pantai, setelah disusun batu kerikil, digilas hanya sekali selanjutnya ditaburi aspal dan langsung ditutupi dengan pasir,” ujar warga setempat.
Menurut mereka, mutu pekerjaan jalan lapen yang dikerjakan kontraktor Buce Rahayaan sangat jauh dari yang diharapkan dan terindikasi tidak sesuai basteck, pasalnya aspal yang digunakan tidak menyatuh dengan batu kerikil yang merupakan lapisan akhir sehingga akan dengan mudah retak dan gugur.
Olehnya, warga setempat meminta kepada Kepala Dinas PUPR untuk segera turun tangan meninjau langsung pekerjaan jalan lapen yang dikerjakan kontraktor Buce Rahayaan tersebut, kalau dapat dihentikan sementara jika tidak maka jika musim hujan tiba bakal terjadi kerusakan yang sangat fatal.
Sebelumnya Kontraktor Buce Rahayaan yang dikonfirmasi sejumlah wartawan, Sabtu ((25/02/2017), mengaku kalau pekerjaan yang sudah dikerjakan itu baru sebatas pekerjaan dasar, akan dilanjutkan dengan penyusunan batu besar, penggilasan kemudian pengaspalan.
“Itu baru sebatas pekerjaan dasar, mengingat material berupa batu pecah baru didatangkan dari Ambon, nanti kita lihat hasilnya kalau sudah selesai, pasti sangat jauh berbeda dengan pekerjaan lapen sebelumnya,”ujar Buce.
Sayangnya, pernyataan kontraktor Buce Rahayaan ini, hanya omongkosong belaka, lantaran pantauan wartawan Sabtu kemarin dilokasi pekerjaan, tidak dilakukan penyusunan batu besar sebagaimana janjinya, melainkan langsung ditaburi separuh aspal diatas tanah kemudian disusun batu kerikil, atau batu pecah (Splits) kemudian digilas.
Kondisi pekerjaan jalan lapen itu, terindikasi tidak sesuai dengan document perencanaan sebelumnya, hal ini dikarenakan berdasarkan spesifikasi teknis dalam dokumen untuk pekerjaan adalah; 1) Galian tanah untuk saluran air dan drainase. 2) Galian tanah biasa, 3) Lapis Pondasi Aggregat Klas C, 4) Lapis Penetrasi Macadam, 5) Hampar Pasir Alas, 6) Hampar Batu Dasar, 7) Hampar Batu Pecah ukuran. 3-5 Cm, 8) Pengaspalan I @ 3,2 Kg/M2, 9) Hampar Batu Pecah ukuran 1-3 Cm, 10). Pengaspalan II @ 2 Kg/M2.
Selain itu, didalam document perencanaan, lebar jalan adalah 4 meter, relaitanya dikerjakan berfariasi dengan ukuran 3,30-3,40 meter.
Untuk diketahui bahwa, dua lokasi pekerjaan jalan lapen yang dikerjakan oleh Kontraktor Buce Rahayaan tersebut merupakan satu paket jalan lapen untuk tujuh titik tersebar dengan menguras anggaran senilai Rp. 7 miliar dari total anggaran Rp. 33 miliar bersumber dari APBD tahun 2016 Dinas PUPR Kabupaten Kepulauan Aru.
Sebelumnya Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Edwin Nanlohy yang dikonfirmasi media ini, mengaku kalau untuk pekerjaan jalan Lapen pada tujuh titik yang dianggarkan tahun 2016 kuat dugaan menyalahi desain Perencanaan.
“Kalau untuk Jalan lapen yang tersebar pada tujuh titik dalam kota Dobo, saya duga tidak sesuai dengan desain perencanaan, sehingga dalam waktu dekat saya akan memanggil para kontraktor, PPK dan Pengawas lapangan untuk meminta pertanggungjawaban pekerjaan dimaksud dan jika tidak diindahkan maka saya akan bentuk Tim untuk melakukan investigasi lapangan guna menghitung volume pekerjaan sesuai jumlah anggaran yang telah dikucurkan,” tegas Nanlohy.
Selanjutnya kerja Tim kata Nanlohy, akan disampaikan ke Bupati sebagai atasan untuk ditindaklanjuti. (CM/xxx)
Komentar