Menhub Rencana Buka Konektivitas Langgur-Darwin

Langgur,CM
Menteri Perhubungan Republik Indonesia (Menhub-RI) Budi Karya Sumadi berencana membuka konektivitas antara Maluku, Australia (Darwin) melalui Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) Menhub Budi Karya mengatakan pembukaan konektivitas tersebut untuk mendorong pertumbuhan industri perikanan di Maluku Tenggara.
Hal ini, sebab Maluku Tenggara memiliki hasil laut yang banyak. Dan salah satu konektivitas yang dibuka yakni melalui pelayaran kapal.
"Kita akan pertimbangkan antara Saumlaki dan Maluku Tenggara, yang mana yang akan dikoneksikan dengan Darwin, karena disini banyak ikan yang secara fisik kalau dibawa ke Surabaya dulu maka ikan menjadi tidak segar lagi. Nah hal ini nanti akan kita pelajari untuk penetapannya apakah Saumlaki atau Maluku Tenggara," ujar Menhub Budi Karya Sumadi kepada Citra Maluku di Langgur pekan kemarin saat melakukan kunjungan dan juga dirinya  berjanji akan mendorong adanya kerjasama pemerintah dengan pihak swasta terkait pengelolaan dan pembangunan pelabuhan Tual.
Menurutnya, dengan keterlibatan swasta maka pembangunan dan pengembangan pelabuhan akan lebih maksimal tanpa bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Saya sedang memikirkan ada kerja sama pemerintah dengan pihak swasta untuk masuk disini,kalau swasta itu punya dana yang lebih banyak, punya fleksibilitas, maka kita memberikan kesempatan swasta untuk ikut membangun negara kita ini, kalau APBN kan uangnya tidak banyak, tapi kalau swasta, bisa kombinasi dengan pemkot Tual,untuk membangun disini," ujarn Menhub.
Selain berjanji mendorong pihak swasta, kata dia, pihaknya akan memfasilitasi kepengurusan buku pelaut bagi para pelaut di Tual dengan mengirimkan tim terkait ke Tual. Karena, selama ini para pelaut harus mengurus buku pelaut di Jakarta, Makassar dan Surabaya.
"Tadi saya berbincang-bincang dengan salah satu ABK KM Kinai, mereka mengeluh sulitnya membuat buku pelaut karena diwilayah Maluku belum ada yang mengurusinya akhirnya mereka harus mengurus di luar Maluku dengan biaya 3 juta lebih selama satu bulan masa berlakunya buku pelaut itu. Nah terkait hal ini saya sudah perintahkan Dinas Perhubungan Kota Tual dan bupati untuk didata ulang lalu dikirim ke kami untuk diperbaharui dan pembuatannya tidak dipungut biaya,"imbuhnya.(CM-MLR)

Komentar