Ambon, CM
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ambon meminta para pemilik kapal untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Maluku.
Saat ditemui rabu kemarin, Kepala KSOP Ambon Capt Barlet di Ambon, mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ambon telah mengeluarkan peringatan dini, sehingga pihaknya mengingatkan para pemilik kapal serta nahkoda terutama berukuran kecil untuk berlayar jika cuaca ekstrem.
"Memberangkatkan kapal kita harus memperhatikan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, jika BMKG menyatakan cuaca buruk kita akan meminta pihak pelayaran untuk menunda waktu keberangkatan hingga cuaca membaik," katanya.
Kata dia, sasaran pihaknya melarang kapal ukuran kecil dan berlayar harus mengikuti perkembangan cuaca yang dikeluarkan BMKG Ambon, sedangkan untuk kapal besar seperti PELNI dan kapal Kargo tetap berlayar dengan tetap memperhatikan kondisi cuaca.
"Bila cuaca dan kondisi laut tidak memungkinkan, maka diperingatkan agar jangan kapal diberangkatkan karena kita harus menjaga jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Mintanya, pemilik perusahaan untuk terus memantau kondisi laut, karena yang diangkut adalah manusia sehingga faktor keselamatan harus menjadi perhatian.
Bahkan kapal besar, dan para nelayan tradisional juga diimbau mewaspadai gelombang tinggi mencapai lima meter terutama di laut Arafura, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku pada beberapa hari kedepan.
Gelombang tinggi berbahaya bagi nelayan yang hendak menangkap ikan dengan armada tradisional di laut Arafura dan Aru, sedangkan gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di laut Banda, Seram maupun Buru.(CM-01)
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ambon meminta para pemilik kapal untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Maluku.
Saat ditemui rabu kemarin, Kepala KSOP Ambon Capt Barlet di Ambon, mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ambon telah mengeluarkan peringatan dini, sehingga pihaknya mengingatkan para pemilik kapal serta nahkoda terutama berukuran kecil untuk berlayar jika cuaca ekstrem.
"Memberangkatkan kapal kita harus memperhatikan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, jika BMKG menyatakan cuaca buruk kita akan meminta pihak pelayaran untuk menunda waktu keberangkatan hingga cuaca membaik," katanya.
Kata dia, sasaran pihaknya melarang kapal ukuran kecil dan berlayar harus mengikuti perkembangan cuaca yang dikeluarkan BMKG Ambon, sedangkan untuk kapal besar seperti PELNI dan kapal Kargo tetap berlayar dengan tetap memperhatikan kondisi cuaca.
"Bila cuaca dan kondisi laut tidak memungkinkan, maka diperingatkan agar jangan kapal diberangkatkan karena kita harus menjaga jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Mintanya, pemilik perusahaan untuk terus memantau kondisi laut, karena yang diangkut adalah manusia sehingga faktor keselamatan harus menjadi perhatian.
Bahkan kapal besar, dan para nelayan tradisional juga diimbau mewaspadai gelombang tinggi mencapai lima meter terutama di laut Arafura, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku pada beberapa hari kedepan.
Gelombang tinggi berbahaya bagi nelayan yang hendak menangkap ikan dengan armada tradisional di laut Arafura dan Aru, sedangkan gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di laut Banda, Seram maupun Buru.(CM-01)
Komentar