Presiden RI, Jokowi . Melakukan penyelamatan penyu. |
TUAL – CM .World Wide Fune for Nature (WWF) Indonesia perwakilan Maluku Tenggara-Kota Tual menggelar kegiatan pelatihan penyelamatan penyu di kepulauan Kei, yang dipusatkan di Kantor Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP) Kota Tual dan Pulau Hoat, belum lama ini.
Kepala Perwakilan WWF Maluku Tenggara dan Kota Tual, Andreas Zera Ohoiulun, mengatakan, kegiatan digelar selama dua hari, masng-masing dengan agenda hari pertama melibatkan beberapa instansi terkait dari Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara (Malra). Diantaranya, PSDKP Kota Tual, Kodim 1503/Tual, Karantina Ikan Kota Tual, Lanal Tual, DKP Kota Tual, Dinas Perikanan Maluku Tenggara, Dinas Pariwisata Kota Tual, Dinas Pariwisata Maluku Tenggara, Badan Lingkungan Hidup, Polair.
Sedangkan untuk hari kedua, pelatihan lebih terfokus pada masyarakat yang tergabung dalam kelompok budidaya rumput laut atau Jejaring Penyu Lestari, yang telah berkomitmen untuk turut menjaga dan melindungi penyu, yang bertempat di pulau Hoat. Pulau Hoat sendiri, lanjutnya, merupakan salah satu pulau (dapur) tempat pendaratan penyu.
"Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah untuk melindungi spesies yang terancam punah, salah satunya adalah penyu. Yang mana, penyu saat ini masuk kedalam Appendix I CITES, yang berarti sudah tidak dapat ditangkap atau dimanfaatkan baik daging maupun telurnya,” jelas Andreas.
Dia menambahkan, sesuai peraturan atau regulasi perlindungan penyu sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990, diisyaratkan bahwa perdagangan dan perburuan penyu dilarang dan sudah disepakati secara nasional maupun internasional
Diakui, Kepulauan Kei di Kabupaten Malra memiliki aset kekayaan hayati yang tinggi dan variatif. Satu keunikannya terbukti bahwa wilayah ini menjadi habitat pakan dan koridor migrasi bagi Tabob atau dikenal secara ilmiah dengan sebutan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea).
Tak hanya penyu belimbing, sambungnya, jenis penyu lain pun sering singgah di perairan Kei dan sekitarnya. Dan tradisi masyarakat setempat mengkonsumsi penyu menyebabkan populasinya di alam semakin menurun setiap tahun.
“Seharusnya masyarakat Kei bisa bangga menjadi salah satu lokasi pilihan feeding ground, bahkan tempat pendaratan bagi penyu. Seluruh makhluk hidup di alam ini hidup saling keterkaitan. Jadi, jika salah satu dari mereka punah atau hilang maka ekosistem di laut akan tidak seimbang. Sudah menjadi tanggung jawab kita semestinya untuk melindungi penyu” ucap Andeas
Karena itu dirinyasaya berharap, kegiatan ini mampu meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat serta instansi teknis terkait, untuk menjaga penyu yang dilindungi. Salah satunya diimplementasikan dengan cara memberikan penanganan yang tepat, ketika tertangkap secara tidak sengaja pada aktivitas penangkapan ikan di Kepulauan Kei.
Komentar