Lima SMP jadi Percontohan Sekolah Tangguh Bencana di Ambon


Ambon, CM
Di Kota Ambon, terdapat lima Sekolah Menengah Pertama (SMP) dipilih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, untuk dibentuk menjadi percontohan sekolah tangguh bencana.
Pembentukan sekolah tangguh bencana ini, kata Kepala BPBD Kota Ambon, Rico Matitaputty, merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka pengurangan resiko bencana.
Adapun lima SMP itu adalah perwakilan dari lima kecamatan di Kota Ambon. Masing-masing SMP Negeri 1 Karang Panjang untuk Kecamatan Sirimau, SMP Negeri 7 di Desa Rumah Tiga untuk Kecamatan Teluk Ambon, SMP Negeri 8 di Negeri Hutumuri mewakili Kecamatan Leitimur Selatan (Leitisel), SMP Negeri 13 di Nania mewakili Kecamatan Baguala dan SMP Negeri 11 di Amahusu yang mewakili Kecamatan Nusaniwe.
Menurut dia, pertimbangan mendasar dibentuknya sekolah tangguh bencana ini, tidak lain adalah bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Ambon di tahun 2012 dan 2013. Yang diakibatkan oleh perambahan kawasan konservasi menjadi pemukiman sehingga terjadi kerusakan lingkungan, yang berdampak terjadinya bencana. Selain itu juga karena factor alam yakni topografi Kota Ambon dengan wilayah berbukit, serta proses pembangunan pemukiman yang tidak sesuai peruntukan.
"Atas dasar itulah kami lalu melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi dan mengurangi resiko bencana. Dan pembentukan sekolah tangguh bencana merupakan bagian dari upaya itu. Dari setiap sekolah nantinya ada 100 siswa yang akan dilatih, tentang penanggulangan resiko bencana, baik melalui teori maupun praktek atau simulasi,” beber dia.
Sebagai langkah awal implementasi program itu, BPBD Kota Ambon telah berkoordinasi dengan kelima sekolah percontohan tersebut, yang sering terkena dampak banjir dan longsor.
Dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan bagi para siswa, dengan melibatkan tim pelatih dari Basarnas, TNI/Polri, Tagana, BMKG Maluku, serta BPBD Maluku. Materi pelatihan yang diberikan meliputi bagaimana upaya penanggulangan bencana.
“Pelatihan ini kita lakukan supaya ketika ada bencana, para siswa yang telah dilatih dapat mengimplementasikan materi-materi yang telah diberikan. Mulai dari proses evakuasi, memberikan pertolongan, dan bahkan sampai siswa lain yang terluka,” jelas Rico. (CM-22)

Komentar