Saumlaki, CM
Matahari vertikal di atas Pulau Yamdena. Tujuh perahu bergerak ke laut dipandu pria-pria berkaos biru muda. Mesin perahu berdentum di Pantai Lermatang, khalayak berbagi senyum.
Tak lama, Suprayoga Hadi, Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu (PDTU), Kementerian Desa PDTT menarik bentangan rumput laut kecokelatan dan mengangkatnya. Senyumnya mengembang.
Sekda Maluku Tenggara Barat (MTB) Piterson Rangkoratat turut memegang tali, diikuti Syaifuddin dari SKK Migas, Puri Minari dari Inpex Masela Ltd, Komandan Lanal Saumlaki, Wirawan serta Kades Jantje Rangkoly.
Di perahu lain, Yongky Souissa, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan (BPMDK) serta Camat Tanimbar Selatan tak tinggal diam, mereka ikut mengangkat rumputlaut.
Di pantai dan di dermaga, seratusan warga menjadi saksi prosesi panen perdana hasil budidaya anggota Kelompok Wermas dan Rumyaar. Menjadi saksi peresmian Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) bernama Ngurmase. Dirjen PDTT mendapuk Kades Jantje Rangkoly untuk menggunting pita peresmian Bumdes yang disebut sebagai yang pertama di MTB.
“Ada 66 orang anggota akan memperoleh tidak kurang 5 ton rumput laut basah. Hasil panen ini dapat jadi target pengelolaan Bumdes ke depan,” kata Abdi Suhufan dari DFW Indonesia, organisasi fasilitator pendampingan.
Menurut Abdi, budidaya ini tergolong istimewa, selain mendatangkan bibit dari Maluku Tenggara, panen kali ini menjadi penting sebab harga rumput laut di MTB mulai membaik, dari harga 5 ribuan naik ke harga 7-8ribu perkilo.
“Momentum ini merupakan bukti kekuatan kerjasama para pihak di MTB, fasilitasi kami tidakakan sukses tanpa dukungan Dinas Kelautan dan Perikanan. Kelompok dikaji oleh Dinas dan diberi pengakuan sebagai kelompok pemula, demikian pula Bumdes Ngurmase yang diasistensi BPMDK MTB,” papar Abdi.
Menurutnya, peresmian dan panen tersebut adalah muara fasilitasi atas sokongan sumber daya Inpex Masela Ltd. Tim DFW intens membangun komunikasi Pemkab MTB, di antaranya Dinas Kelautan dan Perikanan, BPMDK, Pemdes, dan unsur Kecamatan hingga Lanal Saumlaki.
Program Seaweed Cultivation adalah bagian skema Social Investment Inpex Masela Ltd sejak Juni 2016. DFW hadir melanjutkan program sebelumnya, selain mendukung budidaya rumput laut, Inpex juga memberi dukungan untuk bidang pendidikan, pertanian, hingga promosi khazanah kebudayaan MTB.
“Fasilitasi berlangsung sejak Juni 2016. Butuh waktu adaptasi dan persiapan sosial yang intens terutama membaca potensi sumber daya alam dan peta-peta sosial sebelum bicara teknis budidaya dan penyiapan Bumdes,” ungkap Abdi.
Puri Minari dari PT Inpex Masela Ltd saat memberi sambutan, mengatakan, tahun 2016, pihaknya menggandeng DFW, sebagai partner di lapangan untuk melaksanakan program pelatihan dan budidaya rumput laut,di Kabupaten MTB khususnya di Desa Lermatang dan Latdalam.
Puri menambahkan, untuk terciptanya sinergi dengan Instansi Pemerintah, kegiatan ini juga dilakukan bersama-sama, bersinergi dengan Pemda MTB, melalui keterlibatan SKPD terkait, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Desa Tertinggal.
Sementara itu, Syaifuddin dari SKK Migas menyatakan bahwa perusahaan minyak terutama yang beroperasi di lepas pantai atau pesisir harus turut membantu melakukan program social investment yang dikerjasamakan dengan DKP. mensinergikan dengan Pemda, sehingga program pilot ini bisa dilaksanakan di seluruh Indonesia.
“Harapan kami, semoga kegiatan social investment bisa memberikan manfaat bagi masyarakat terutama di MTB dan Lermatang,” harapnya. (CM-MTB)
Komentar